Sample Text

Lamongan Megilan Rek : Nasi Boran adalah kuliner khas Lamongan. W'es nDuren cah...enak'e merem melek!!! Wisata jeglonga sewu semakin ramai dikunjungi wisatawan. Jalan poros Kabupaten Lamongan tercemar oleh tumpahan tanah urug. Pasar Sidoharjo Lamongan ramai pagi ini. Komunitas kopi maniak di Lamongan makin menjamur.

Pages

Minggu, 19 Februari 2017

CERMIN KEHIDUPAN BANGSA



CERMIN KEHIDUPAN BANGSA

Potret jalan raya, mulai dari kampung, desa, kota kecil sampai dengan metropolitan menuturkan berbagai macam penggalan cerita. Di sana bertebaran peminta-minta—orang tua, ibu-ibu, bahkan anak-anak—yang menggantungkan hidupnya dari belas kasih pengguna jalan. Berjajar pula seniman jalanan yang mengharap ceceran uang recehan dan tak segan menjahili kendaraan yang lewat jika dianggap pelit. Loper koran bergerak gesit di sela antrian kendaraan demi kelangsungan hidupnya. Pengguna sepeda pancal mengayuh terseok-seok dengan mimik geram gara-gara pengemudi mobil terus merangsek tak mau mengalah. Ada pula pengguna sepeda motor yang arogan, asal serobot, dan rentan membuat kecelakaan. Di sudut berbeda,  para sopir truk, bus dan sopir angkot mengemudi ugal-ugalan karena berlomba mengejar setoran. Sementara kaum borjuis, komunitas konglomerat dan para pejabat tinggi duduk angkuh dalam mobil mewah, menyibak jalan dengan raungan sirine mobil patroli polisi, seakan berujar, “Minggirlah kaum proletar, pemilik jalan sedang lewat.”

Belajar dari dinamika kehidupan jalan raya memunculkan kepedihan yang mendalam: Negeri ini sedang sakit, tapi tak kunjung ditemukan obatnya. Ibu pertiwi sedang meradang diterpa badai keangkara-murkaan, tapi anak-anak bangsa mengabaikannya tersungkur tak berdaya. Mereka terus berebut kue kekuasaan sambil sikut kanan, jotos kiri, menumpahkan darah saudaranya juga tidak masalah asal dapat menikmati singgasana kekuasaan nan menggiurkan.

Sepatutnya kita semua berkontemplasi sembari melakukan refleksi, karena sepertinya bangsa ini tengah berada dalam masa transisi reformasi dengan arogansi para penghuninya yang kedap terhadap kemajuan bangsanya. Jika dibiarkan terus berlangsung, maka jurang kehancuran akan terbuka lebar di sudut sejarah, siap menenggelamkan seluruh peradaban negeri ini.

Menumbuhkan kepedulian untuk mengatasi persoalan yang membelit bangsa ini dimulai dari diri sendiri, keluarga, lingkungan, desa, kota selanjutnya bergerak ke seluruh pelosok negeri, mengkristal menjadi gerakan pemulihan nilai luhur kemanusiaan dan nilai mulia kemasyarakatan.

0 komentar:

Posting Komentar